Cemas sebenarnya perasaan normal yang dapat membantu dan memotivasi.

Namun, dalam beberapa kasus penting untuk mengetahui kapan kecemasan dinilai telah melewati batas dan mengarah pada perilaku bermasalah.

Kecemasan pada dasarnya tidak buruk.

Sebenarnya, ini adalah respons yang diciptakan pikiran dan tubuh untuk beradaptasi dengan situasi yang bisa mengancam.

Namun, ketika respons ini datang dalam intensitas yang sering dan cenderung besar, hal tersebut mulai dapat merugikan.

Lantas, bagaimana cara mengetahui rasa cemas sudah berada di luar batas normal? Dilansir dari Psychology Today, berikut tiga tanda yang perlu menjadi perhatian.

Berlangsung sehari penuh Tingkat kecemasan yang tinggi sepanjang hari yang tidak kunjung berkurang pada malam hari merupakan hal pertama yang perlu dikhawatirkan.

Umumnya, rasa cemas akan berangsur menurun pada malam hari.

Namun, hal berbeda dapat terjadi pada orang yang memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi.

“Kecemasan perlu menjadi perhatian jika frekuensi atau intensitas kekhawatiran tidak proporsional dengan sumber kekhawatiran,” jelas Rebecca Cox dari Universitas Vanderbilt.

Pada dasarnya, kecemasan telah mencapai tingkat klinis apabila telah mengganggu tujuan dan nilai kehidupan sehari-hari.

Jika menderita kecemasan yang cukup mengganggu pada malam hari, Cox menyarankan beberapa hal berikut: -Tingkat kecemasan yang tinggi dan gangguan kecemasan umum adalah kondisi yang umum terjadi dan dapat diobati.

Namun, apabila berencana untuk mengkonsultasikan dan mencari pengobatan, Anda perlu mencari penyedia psikoterapi yang tersertifikasi.

-Faktor gaya hidup sehat, seperti memprioritaskan tidur dan berolahraga secara teratur, juga dapat membantu mengatasi kekhawatiran.

-Kita juga bisa mengurangi kekuatan rasa khawatir dengan menerima ketidakpastian dalam hidup.

Mengganggu kualitas tidur lewat mimpi buruk Penelitian baru-baru ini yang melacak mimpi orang-orang yang cemas secara klinis mengungkapkan beberapa kesamaan yang menarik.

Secara khusus, beberapa topik mimpi berikut lebih sering muncul pada orang yang sedang berada dalam rasa cemas, meliputi: -Dikejar sesuatu -Diserang atau secara fisik dan menghadapi tindakan agresif.

-Menjadi beku karena ketakutan.

-Pertengkaran dan interaksi agresif secara verbal.-Kecemasan dan ketakutan tentang tindakan agresif dari orang lain.-Takut jatuh dan terancam jatuh.

-Dikucilkan dan ditolak dalam situasi sosial.-Kematian orang tua dan anggota keluarga.-Kecelakaan mobil atau pesawat.-Menghadapi kegagalan Jika tengah dilanda rasa cemas hingga mengganggu kualitas tidur lantaran seringnya mengalami mimpi buruk seperti yang disebutkan di atas, maka Anda perlu segera memperhatikan dan mengambil tindakan serius atas apa yang dirasakan.

Membuat pasangan stres Satu studi yang melacak tingkat kecemasan di 33 pasangan menikah (istri dalam setiap kasus menderita kecemasan klinis) menemukan hari-hari kecemasan istri diperburuk saat suami bereaksi negatif.

Dalam kebanyakan kasus, tanggung jawab untuk mengakomodasi atau mengurangi kecemasan istri dipikul oleh suami.

Dalam situasi tertentu, jika suami bereaksi dengan kemarahan atau kekesalan dalam menghadapi rasa cemas istri, hal itu jelas akan memperburuk situasi dan dapat menciptakan lingkaran umpan balik yang negatif dan menyusahkan dari kecemasan dan permusuhan yang meningkat.

“Ada kemungkinan ketika berkolusi dalam mengelola kecemasan melalui penghindaran, pasangan mungkin secara tidak sengaja mempertahankan atau memperburuk tingkat kesusahan bersama dari hari ke hari,” kata para penulis.

Jika hubungan telah mencapai tahap di mana kecemasan telah merusak kesehatan hubungan dan dinilai telah mengendalikan dinamika dan tingkat konflik, hal itu adalah tanda Anda memerlukan intervensi ahli.

Dialog yang jujur dan terbuka dengan pasangan, konselor, atau terapis pasangan sangat dianjurkan dalam situasi ini.