Analgesik atau disebut obat penghilang rasa sakit merupakan obat yang dikonsum untuk meredakan berbagai jenis rasa sakit, mulai dari sakit kepala, cedera hingga radang sendi.

Beberapa analgesik dapat dibeli tanpa resep dokter, sedangkan beberapa lainnya memerlukan resep dokter.

Ada dua kelompok analgesik, yaitu analgesik anti-inflamasi dan opioid.

Obat anti-inflamasi bekerja dengan mengurangi peradangan di tempat yang mengalami sakit.

Contohnya, Asetaminofen dan Aspirin.

Sedangkan analgesik opioid bekerja dengan mengubah persepsi rasa sakit di otak.

Opioid dapat berupa obat apa saja, alami atau buatan manusia.

Diantaranya seperti Kodein dan Fentanil.

Dilansir dari arthritis.org, ada dua jenis opioid yaitu konvensional atau atipikal yang bekerja secara berbeda di dalam tubuh.

Beberapa obat menggabungkan acetaminophen dengan opioid untuk menghilangkan rasa sakit tambahan.

Tapi dua opioid tidak boleh diambil bersamaan.

Penggunaan opioid untuk nyeri kronis non-kanker masih menjadi kontroversi.

Tetapi obat tersebut merupakan pilihan pengobatan yang penting bagi orang dengan nyeri artritis yang tidak terkontrol, terutama jika penderita tidak dapat menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Karena potensi efek samping dan overdosis yang tidak disengaja, opioid diatur dengan ketat.

Analgesik anti-inflamasi umumnya aman digunakan, namun dapat menyebabkan efek samping dan komplikasi jika menggunakannya terlalu sering, terlalu lama atau dalam dosis yang amat besar.

Berikut resiko di antaranya seperti dilansir dari my.clevelandclinic.org 1.

Kerusakan organ dalam, seperti hati atau ginjal.

2.

Diare atau sembelit.

3.

Masalah jantung.

4.

Respon hipersensitivitas, yang seperti reaksi alergi.

5.

Mual, sakit perut atau mulas.

6.

Telinga berdenging, atau bahkan tuli.

7.

Sakit maag.

8.

Kesulitan membentuk gumpalan dalam darah, yang dapat menyebabkan pendarahan yang berlebihan.

Begitu pula analgesik opioid yang dapat menyebabkan banyak efek samping dan komplikasi yang sama.

Opioid dikontrol dengan ketat karena dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan rentan disalahgunakan.

Beberapa tanda-tanda masalah yang mungkin berkembang meliputi: 1.

Seringkali minum obat dalam jumlah yang lebih besar dari yang seharusnya.

2.

Gagal menjalankan kewajiban di tempat kerja, sekolah atau rumah.

3.

Terus menggunakan meskipun memiliki masalah terus-menerus.

4.

Meninggalkan kegiatan sosial yang penting.

5.

Menggunakan analgesik bahkan dalam situasi berbahaya seperti mengemudi.

Bila mengonsumsi analgesik melebihi dosis yang dianjurkan, analgesik dapat menyebabkan kerusakan hati dan kematian.

Mengonsumsi analgesik opioid pada dosis yang lebih tinggi dibandingkan resep dokter atau bahkan menggabungkannya dengan obat lain, termasuk alkohol dapat mempengaruhi sistem saraf pusat berpotensi menyebabkan overdosis yang fatal.

Menggunakan analgesik opioid membawa risiko kecanduan atau overdosis.

ANNISA FIRDAUSI